Jokowi Tampik Data IMF, Sebut Tingkat Pengangguran Turun Jadi 4,8%

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menampik data yang dirilis Dana Moneter Internasional (IMF) dengan membahas tingkat pengangguran Indonesia dalam Pidato Kenega

 Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menampik data yang dirilis Dana Moneter Internasional (IMF) dengan membahas tingkat pengangguran Indonesia dalam Pidato Kenegaraan hari ini, Jumat (16/8/2024).
Dalam laporan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Presiden Jokowi menyebut indikator kesejahteraan masyarakat meningkat signifikan pada 2024. Tingkat pengangguran, kata dia, mengalami penurunan pada tahun ini.
Baca Juga:
Pengangguran Indonesia Tertinggi di ASEAN, Begini Respons Kementerian PPN 
“Tingkat pengangguran turun menjadi 4,8% di tahun 2024,” papar Jokowi, Jumat.
Advertisement
Presiden melanjutkan, tingkat kemiskinan mengalami penurunan yang tajam sebesar 9,03% pada 2024. Di samping itu, angka kemiskinan ekstrem juga turun signifikan menjadi 0,83% di tahun yang sama.
Menurut Jokowi, Indonesia mampu menghadapi tantangan berat selama 10 tahun terakhir. Mulai dari pandemi Covid-19, gejolak geopolitik global, perang dagang, ancaman krisis, dan perubahan iklim yang menimbulkan banyak bencana.
Baca Juga:
Etos Kerja Harus Dibangun untuk Atasi Pengangguran Generasi Z
“Alhamdulillah, walau diterpa banyak tantangan dan ketidakpastian, kondisi politik dan ekonomi kita tetap stabil, bahkan mampu tumbuh secara berkelanjutan,” tegasnya.
Bersamaan dengan itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga disebutnya terjaga di kisaran 5,0%. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan global di angka 3,4%.
Penambahan tenaga kerja baru pun mencapai 21,3 juta pada periode 2015 hingga 2024. Jokowi menyebutkan soal rasio utang Indonesia menjadi salah satu yang paling rendah di antara kelompok negara G20 dan ASEAN.
Baca Juga:
Puan Kritik Pembangunan Karakter Bangsa era Jokowi
Di sisi lain, nilai ekspor Indonesia naik lebih dari 70% mencapai US$ 259 miliar pada 2023. Neraca transaksi berjalan secara bertahap terus menguat dan mencatat surplus selama 51 bulan terakhir.
Sebelumnya diberitakan, IMF pada World Economic Outlook (WEO) edisi April 2024 menyebut tingkat pengangguran di Indonesia berada pada angka 5,2%. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai posisi pertama di ASEAN.
Angka pengangguran Indonesia sebesar 5,2% hanya turun 0,1% dibandingkan April 2023 pada 5,3 persen. Posisi Indonesia lebih tinggi dibandingkan Filipina yang berada di posisi kedua 5,1%.

This article comes from the Internet and does not represent the position of this site. Please indicate the source when reprinting.
Link address of this article:http://www.muzhecanyin.com/wangzhanyouhua/2024-08-18/482.html
Back to top